Senin, 31 Desember 2007

Melacak Aliran Sesat


Oleh :
Bahaudin Mu'ti, S.HI

MUNCULNYA berbagai macam aliran dalam Islam, sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing. Karena aliran-aliran itu tiada lain dalam rangka pengultusan terhadap pembawa ajarannya. Baik dengan klaim pembaharu atau yang secara terang-terangan mengaku nabi dengan multi tafsir ayat juga ingkar Sunnah. Namun apapun klaim mereka, sebenarnya sudah ada dalam catatan sejarah Islam tentang nabi palsu dan juga sebagai realisasi Hadits Rosulullah SAW. bahwa umat beliau akan pecah hingga 73 golongan. Selesai Al-Qiyadah mungkin akan muncul lagi dengan versi dan waktu yang berbeda, tingggal bagaimana menyikapinya nanti, belajar dari fenomena sekarang dan sejarah .

Kenapa kejadian ini tetap saja muncul? Seolah merupakan kegiatan estafet tanpa kendali. Negara ini negara hukum. Bagaima supremasinya ketika ada sebuah aliran yang nyatanya dinyatakan sesat dan divonis oleh pengadilan secara inkrach (berkekuatan hukum tetap) bahwa aliran tersebut dilarang, namun masih saja eksis. Fenomena ini menimbulkan efek tidak jera dan mengundang upaya spekulasi munculnya aliran-aliran baru.

Negara dengan mayoritas muslim dengan Departemen Agama dan ormas Islam yang senantiasa mencetak kader-kader da’i untuk diterjunkan ke masyarakat, tetapi tetap saja aliran ini muncul bahkan diketahui setelah tumbuh pesat. Seakan luput dari pengawasan dan ajakan dakwah. Apakah dakwahnya hanya secara komunal yang khusus untuk yang masuk dalam organisasinya saja, sementara masyarakat di luar organisasinya diabaikan begitu saja.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan limpahan kekayaan alamnya yang menjadi zamrud khatulistiwa; membuat nafsu Negara-negara yang cadangan kekayaan alamnya menipis untuk memilikinya dengan biaya yang murah. Indonesia dengan relief kepulauan sangat rentan untuk disusupi oleh sepionase asing apalagi dengan IT (informasi dan teknologi) yang bisa diukur oleh pihak asing. Sehingga mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan cemerlang. Indikatornya adalah bila suatu aliran yang usianya masih seumur jagung bisa menyelenggarakan sebuah haflah melampaui meriahnya ormas yang lebih tua usianya.

Dari sudut manapun kita memandang aliran-aliran dalam Islam itu muncul, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melakukan rehabilitasi. Oleh karena itu, pendekatan yang harus dilakukan adalah pendekatan kemanusiaan dengan mengemban pesan-pesan kebenaran yang mudah diterima oleh akal

Prinsip Dakwah dalam Al-Qur’an
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al Nahl ayat 125). Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa yang dimaksud dengan dhalal (sesat) adalah melenceng dari jalan Tuhan (sabil al-rabb). Dalam al-Qur'an disebutkan pula bahwa: “setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat” (lihat QS Yunus: 32). Kebenaran hanya datang dari Allah.

Kemudian, kata dhalal ini juga diparadokkan dengan kata hidayah (petunjuk) sebagaimana disebutkan pada akhir ayat dan pada ayat-ayat yang lain. Pernyataan ayat tersebut menarik untuk disimak di mana klaim terhadap kesesatan dan petunjuk merupakan hak Tuhan. Tugas manusia dalam tataran ini hanyalah menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan sama sekali belum sampai kepada tingkat menghukum, karena yang berhak menghukumi dalam hal ini adalah Al-Hakim (pembuat hukum) yakni Allah SWT. perbuatan mereka juga dalam tataran hukum positif belum sampai kepada batas-batas tindakan kriminal. Sehingga janganlah sampai menghakimi mereka dengan kontak fisik.

Dalam rangka mengajak ke jalan Tuhan, saatnya kita berdakwah secara menyeluruh (kaffah) tidak lagi disekat oleh atribut organisasi. Memang bila tidak dalam satu komunitas akan terjadi banyak perbedaan. Tetapi bila kita berdakwah menyampaikan risalah yang sumbernya al-Qur’an dan Sunnah kemudian di sana terdapat multi tafsir, sampaikanlah semuanya. Tinggal bagaimana mad’u (objek dakwah) akan memilihnya. Bagi ormas Islam, sisikan waktu untuk berdakwah diluar organisasinya, berikanlah perlindungan kepada masyarakat yang termarjinalkan, mereka saudara kita. Saudara seiman.

Para dosen janganlah hanya berkutat di kampus, lihat di sekitar rumah bagaimana kehidupan mereka, pada hakikatnya mereka merupakan saudara dekat, ketika terjadi sesuatu orang sekitar rumahlah yang pertama kali datang. Oleh karenanya pedulikan dan berdakwalah kepada mereka dengan kesalehan sosial.

Para mahasiswa sebagai agent of change, bergabung dan berperan aktif lah dengan masyarakat, abdikan diri sebagai bagian manifestasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai sejak dini jangan hanya menunggu KKM (Kuliah kerja Mahasiswa). Semua ini tentunya disertai dengan tiga prinsip yaitu hikmah, keteladanan dan dialog. Ketiga tawaran ini dapat dilakukan secara kumulatif atau secara berurutan. Hikmah selalu diartikan dengan kebijaksanaan, mengandung akal budi yang mulia, dada yang lapang, dan hati yang bersih untuk menarik perhatian orang ke jalan agama. Adapun al maw'izah diartikan oleh sebagian ahli tafsir yaitu berpaling dari yang jelek atau berpaling dari perbuatan buruk melalui anjuran (targhib) dan larangan. Dengan peran aktif semua komponen semoga umat Islam senantiasa berada pada sabil al-robbnya.

Tidak ada komentar: