Senin, 31 Desember 2007

Melacak Aliran Sesat


Oleh :
Bahaudin Mu'ti, S.HI

MUNCULNYA berbagai macam aliran dalam Islam, sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing. Karena aliran-aliran itu tiada lain dalam rangka pengultusan terhadap pembawa ajarannya. Baik dengan klaim pembaharu atau yang secara terang-terangan mengaku nabi dengan multi tafsir ayat juga ingkar Sunnah. Namun apapun klaim mereka, sebenarnya sudah ada dalam catatan sejarah Islam tentang nabi palsu dan juga sebagai realisasi Hadits Rosulullah SAW. bahwa umat beliau akan pecah hingga 73 golongan. Selesai Al-Qiyadah mungkin akan muncul lagi dengan versi dan waktu yang berbeda, tingggal bagaimana menyikapinya nanti, belajar dari fenomena sekarang dan sejarah .

Kenapa kejadian ini tetap saja muncul? Seolah merupakan kegiatan estafet tanpa kendali. Negara ini negara hukum. Bagaima supremasinya ketika ada sebuah aliran yang nyatanya dinyatakan sesat dan divonis oleh pengadilan secara inkrach (berkekuatan hukum tetap) bahwa aliran tersebut dilarang, namun masih saja eksis. Fenomena ini menimbulkan efek tidak jera dan mengundang upaya spekulasi munculnya aliran-aliran baru.

Negara dengan mayoritas muslim dengan Departemen Agama dan ormas Islam yang senantiasa mencetak kader-kader da’i untuk diterjunkan ke masyarakat, tetapi tetap saja aliran ini muncul bahkan diketahui setelah tumbuh pesat. Seakan luput dari pengawasan dan ajakan dakwah. Apakah dakwahnya hanya secara komunal yang khusus untuk yang masuk dalam organisasinya saja, sementara masyarakat di luar organisasinya diabaikan begitu saja.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan limpahan kekayaan alamnya yang menjadi zamrud khatulistiwa; membuat nafsu Negara-negara yang cadangan kekayaan alamnya menipis untuk memilikinya dengan biaya yang murah. Indonesia dengan relief kepulauan sangat rentan untuk disusupi oleh sepionase asing apalagi dengan IT (informasi dan teknologi) yang bisa diukur oleh pihak asing. Sehingga mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan cemerlang. Indikatornya adalah bila suatu aliran yang usianya masih seumur jagung bisa menyelenggarakan sebuah haflah melampaui meriahnya ormas yang lebih tua usianya.

Dari sudut manapun kita memandang aliran-aliran dalam Islam itu muncul, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melakukan rehabilitasi. Oleh karena itu, pendekatan yang harus dilakukan adalah pendekatan kemanusiaan dengan mengemban pesan-pesan kebenaran yang mudah diterima oleh akal

Prinsip Dakwah dalam Al-Qur’an
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al Nahl ayat 125). Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa yang dimaksud dengan dhalal (sesat) adalah melenceng dari jalan Tuhan (sabil al-rabb). Dalam al-Qur'an disebutkan pula bahwa: “setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat” (lihat QS Yunus: 32). Kebenaran hanya datang dari Allah.

Kemudian, kata dhalal ini juga diparadokkan dengan kata hidayah (petunjuk) sebagaimana disebutkan pada akhir ayat dan pada ayat-ayat yang lain. Pernyataan ayat tersebut menarik untuk disimak di mana klaim terhadap kesesatan dan petunjuk merupakan hak Tuhan. Tugas manusia dalam tataran ini hanyalah menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan sama sekali belum sampai kepada tingkat menghukum, karena yang berhak menghukumi dalam hal ini adalah Al-Hakim (pembuat hukum) yakni Allah SWT. perbuatan mereka juga dalam tataran hukum positif belum sampai kepada batas-batas tindakan kriminal. Sehingga janganlah sampai menghakimi mereka dengan kontak fisik.

Dalam rangka mengajak ke jalan Tuhan, saatnya kita berdakwah secara menyeluruh (kaffah) tidak lagi disekat oleh atribut organisasi. Memang bila tidak dalam satu komunitas akan terjadi banyak perbedaan. Tetapi bila kita berdakwah menyampaikan risalah yang sumbernya al-Qur’an dan Sunnah kemudian di sana terdapat multi tafsir, sampaikanlah semuanya. Tinggal bagaimana mad’u (objek dakwah) akan memilihnya. Bagi ormas Islam, sisikan waktu untuk berdakwah diluar organisasinya, berikanlah perlindungan kepada masyarakat yang termarjinalkan, mereka saudara kita. Saudara seiman.

Para dosen janganlah hanya berkutat di kampus, lihat di sekitar rumah bagaimana kehidupan mereka, pada hakikatnya mereka merupakan saudara dekat, ketika terjadi sesuatu orang sekitar rumahlah yang pertama kali datang. Oleh karenanya pedulikan dan berdakwalah kepada mereka dengan kesalehan sosial.

Para mahasiswa sebagai agent of change, bergabung dan berperan aktif lah dengan masyarakat, abdikan diri sebagai bagian manifestasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai sejak dini jangan hanya menunggu KKM (Kuliah kerja Mahasiswa). Semua ini tentunya disertai dengan tiga prinsip yaitu hikmah, keteladanan dan dialog. Ketiga tawaran ini dapat dilakukan secara kumulatif atau secara berurutan. Hikmah selalu diartikan dengan kebijaksanaan, mengandung akal budi yang mulia, dada yang lapang, dan hati yang bersih untuk menarik perhatian orang ke jalan agama. Adapun al maw'izah diartikan oleh sebagian ahli tafsir yaitu berpaling dari yang jelek atau berpaling dari perbuatan buruk melalui anjuran (targhib) dan larangan. Dengan peran aktif semua komponen semoga umat Islam senantiasa berada pada sabil al-robbnya.

Tips Manfaatin Waktu


Oleh :
Ikah Atikah (Senior FKIS. MI)

Temen-temen…! Pasti inget donk’s surat yang isinya tentang waktu….! Yup… bener banget AL-‘Ashr. Cuma yang jadi masalah seberapa besar kamu-kamu bisa manfaatin waktu dengan sebaik mungkin, terutama waktu luang.

Ada beberapa tips yang bisa bantuin kamu-kamu untuk memanajemen waktu dengan sebaik mungkin, perhatiin neh:

 Bikin jadwal dalam seminggu, tulis aktifitasmu dari awal bangun sampe nutup mata ( tidur bro! Bukan dapet jemputan Malaikat Izroil).

 Perhatiin jadwal dan itung kira-kira berapa jam kamu-kamu punya waktu luang dalam sehari.

 Buat time schedule, tulis rencana/target yang ingin kamu-kamu lakuin dalam seminggu atau satu bulan ke depan, misalnya neh baca buku, bikin study club ama temen-temen kelas atau ngapalin Al-Qur’an.

 Rencanakan program yang udah dibuat ke dalam waktu yang kamu-kamu punya tiap harinya, misalnya neh hari Senin ada waktu luang selama 2 jam, nah… kamu-kamu gunain itu waktu untuk baca buku yang udah diplanning sebelumnya kayak baca buku IPTEK (biar nggak katro, geto!) atau baca buku pelajaran (biar pinter).

 Realisasiin donk’s!!! Jangan disave di otak doank’s.

 Setelah jadwal kegiatan berjalan, kamu-kamu evaluasi (mau seminggu atau sebulan sekali, terserah) program apa aja yang udah dilaksanain, catet di agendamu kemudian rencanain lagi kesuksesan apalagi yang belum kamu-kamu gapai dengan tips tadi, otreee!.

 Inget! Jangan sia-siain waktu sedetikpun, manfaatin waktu ente sebaik mungkin, sebab waktu nggak bisa balik lagi (kayak tukang becak yang udah lewat jauh bisa dipanggil lagi), tapi satu yang penting; kita udah bener-bener usaha, berhasil nggaknya Allah SWT. yang nentuin.

 Good luck, Cung!!!

Manajemen Diri


Oleh : Oki Oktavia (رءيسة المعهد)

NYADAR nggak seh? Tiap hari peluang–peluang untuk gapai semua mimpi kita jadi nyata itu datang dan ngetuk pintu kita. Hanya saja nggak semua orang bukain pintu dan mempersilakan “Bpk. Peluang” masuk, tapi malah nganggep dia orang yang lagi minta sumbangan lalu kita cuekin dan blaga nggak liat pula, sampe peluang itu pergi tanpa permisi. Lalu kita pun baru nyesel dan bahkan uring-uringan setelah peluang menghilang.

Kalo kita perhatiin, di antara “kaburnya” peluang kesuksesan adalah hobi nyia-nyiain waktu, saat peluang datang pagi-pagi kita nyuekin dia sampe sore, ketika peluang nyamper di saat kita sekolah, kita malah biarin dia sampe kita kuliah, kala peluang nongkrong di depan mata, kita malah buang muka dengan ngelakuin hal yang beneran nggak perlu. Padahal Allah SWT. udah nasihatin kita, firman Allah SWT. : “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, meskipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. AN-Nisa’ 4.77:78).

Lho kok jadi nyambung ke kematian seh? Kan syereeem. Ya, iya laaah! Kalo kita bahas waktu pasti nyangkut-nyangkutnya ke yang namanya “MATI”, soalnya sama aja kita bahas jatah waktu kita ngisep Oksigen di dunia, kan? Dan apakah kita tahu kapan kita “dipanggil pulang”? bisa aja besok, nanti malem/jangan-jangan sejam lagi kita….? Tapi jangan pesimis geto, donk’s! Mati itu sebenernya nggak usah ditakuti, tapi kudu diadepin sepenuh hati dan bikin gimana caranya biar mati kita khusnul khotimah.

Kata Oom Dwight Thompson: loe-loe pada bisa ngabisin kehidupan dengan cara apaan aja yang loe-loe pengen, tapi loe-loe cuma bisa ngbisin hidup cuma sekali, nggak lebih!

KENAPA KITA KUDU BENER-BENER MANFAATIN WAKTU:
1. Nggak bakal balik lagi;
Seperti yang kita tahu di dunia nyata nggak ada yang namanya mesin waktunya si Doraemon, makanya gunain kesempatan waktu yang dikasih Allah SWT. kepada kita sebaik mungkin.

2. Cepat berlalu;
Kecepatan waktu itu melebihi samberan kilat (abangnya gledek, anaknya petir) karena saat kilat berlalu, waktu udah berubah dan waktu itu tak pernah singgah (apalagi nongkrong) dan juga kecepatan waktu itu tak dapat diungkap (saking cepetnya).

3. Paling berharga;
Kata orang barat (inget! bukan Jawa Barat, Papua Barat apalagi Cirebon Barat) “Time is Money”, kenapa mereka-mereka orang berkata seperti itu, because mereka-mereka orang nganggep setiap detik itu amatlah berharga. “Setiap orang yang sukses ia memiliki alat jaring untuk meraih serpihan dan potongan-potongan waktu” (DR. Manden).

4. Paling sadis;
Beda sama orang Arab yang amat mentingin waktu dalam, pepatah mereka yang se-ilaihim “Waktu Bagai Pedang” jadi siapa orang bin barang siapa yang nggak bisa “mainin” jalannya waktu, maka waktu itu akan nebas ntu orang sampe terbunuh dengan jauh berlalunya waktu hingga muncratlah “darah penyesalan”.

Kamis, 06 Desember 2007

No Pacaran!

PACARAN Kebanyakan orang sebelum melangsungkan perkawinanbiasanya "Berpacaran" terlebih dahulu, hal inibiasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu,atau masa penjajakan atau dianggap sebagai perwujudanrasa cinta kasih terhadap lawan jenisnya. Adanya anggapan seperti ini, kemudian melahirkankonsesus bersama antar berbagai pihak untukmenganggap masa berpacaran sebagai sesuatu yang lumrahdan wajar-wajar saja. Anggapan seperti ini adalahanggapan yang salah dan keliru.

Dalam berpacaran sudahpasti tidak bisa dihindarkan dari berintim-intim duainsan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandangdan terjadi sentuh menyentuh, yang sudah jelassemuanya haram hukumnya menurut syari'at Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Jangan sekali-kali seorang laki-lakibersendirian dengan seorang perempuan, melainkan siperempuan itu bersama mahramnya". (Hadits ShahihRiwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Jadi dalam Islam tidak ada kesempatan untuk berpacarandan berpacaran hukumnya haram. Nasihat Perkawinan (Artikel Assunnah.or.id)Judul Asli: Konsep Perkawinan Dalam Islamoleh : Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir jawas > Ana mau bertanya pada antum antum sekalian,

Pertama apakah hukum? > orang yang berpacaran yang dalam pacaran tersebut> melakukan hubungan > yang sebatas (maaf) cumbu rayu, pelukan, ciuman,> dsb? Tapi tidak Insya Allah ayat ini bagus untuk kita simak :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikutilangkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikutilangkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itumenyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yangmungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah danrahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidakseorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatankeji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allahmembersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan AllahMaha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Annur ayat 21)

Pada ayatlain Allah berfirman : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memeliharakemaluannya, dan janganlah mereka menampakkanperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atauputra-putra suami mereka, atau saudara-saudaralaki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-lakimereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang merekamiliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anakyang belum mengerti tentang aurat wanita. Danjanganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahuiperhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlahkamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung. (Annur ayat 31)

Kemudian mari kita simak beberapa hadits : "Sesungguhnya ditusukan kepada salah seorang darikalian dengan jarum dari besi lebih baik baginyadaripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya"Hadist Riwayat Ath Thabrani dalam shahihul jami hadistno.4921 Pada zaman sekarang, jabat tangan antara laki-lakidengan perempuan hampir menjadi tradisi. Tradisi bejatitu mengalahkan akhlak Islami yang mestinyaditegakkan. Bahkan mereka menganggap kebiasaan itujauh lebih baik dan lebih tinggi nilainya daripadasyariat Allah yang mengharamkanya. Sehingga jika salahseorang dari mereka anda ajak dialog tentang hukumsyariat, dengan dalil-dalil yang kuat dan jelas, tentuserta merta ia akan menuduh anda sebagai orang kolot,ketinggalan zaman, kaku, sulit beradaptasi, ekstrim,hendak memutuskan tali silaturrahim menggoyahkan niatbaik.....dan sebagainya.

"Kedua mata berzina, kedua tangan berzina, kedua kaliberzina dan kemaluanpun berzina." hadist riwayat Ahmad1/412 Shahihul jami 4126 " Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan denganwanita"Hadist riwayat Ahmad6/357, dalam shahihul jami hadistno2509 " Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanitakecuali pihak ketiganya adalah setan"Hadist riwayat tumudzi, 3/474 misyakatul mashabih ,3188 " Sesungguhnya hendaknya tidak masuk seseoranglaki-laki dari kamu, setelah hari ini kepada wanitayang tidak ada bersamanya (suami atau mahramnya),kecuali bersamanya seorang atau dua orang laki-laki.

"Hadist riwayat Muslim, 4/1711 [diambil dari tulisan Al-Akh Ruslan pada-MyQuran.Dalam diskusidengan Tema: Patokan Pacaran Islami Bahan Tulisan:Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, Jilid 5,hlm. 71-80.Muhammad Shodiq, Wahai Penghujat Pacaran Islami, hlm.48-73.Yusuf al-Qaradhawi, Fiqih Praktis bagi KehidupanModern, hlm. 19-26] Rujukan :Buku Dosa-Dosa Yang Dianggap Bisa karangan > Kedua apakah hukum seorang ikhwan yang mempunyai> pacar tapi belum > pernah melakukan hubungan apapun seperti diatas,> bahkan belum pernah > berdua-duaan dimanapun kecuali di rumah akhwatnya> sendiri dengan > ditemani orang tua akhwat? (akhwat tersebut memakai> pakaian > berjilbab dan sesuai syar'i)> > Demikian pertanyaan ana, jika ada diantara antum> antum sekalian > yang bisa menjelaskannya agar disertakan dengan> riwayat dan dalil-> dalil yang kuat beserta rujukannya dan bukan dengan> pemahaman yang > salah dan keliru agar ana bisa menjelaskannya> kepada teman-teman > ana. Hadist riwayat Muslim, 4/1711 "Perempuan mana pun yang menggunakan parfum kemudianmelewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya makadia seorang penzina"Hadist riwayat Ahmad , 4/418, Shahihul Ja'mii 105

" Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecualidengan Mahramnya"[/B] Hadist riwayat Muslim, 2/977 Dari Ibu Umar Ra, ia berkata, bersabda Rasulallah SAW: "Tiga (jenis manusia) Allah mengharamkan atas merekaSurga: Peminum khamar (minuman keras), pendurhaka(kepada orangtuanya) dan dayyuts (yaitu) yangmerelakan kekejian didalam keluarganya" Hadist riwayat Bukhari, fathul bari 8/45 Penjelmaan diatas di zaman kita sekarang diantaranyaadalah menutup mata terhadap anak perempuan atau istriyang berhubungan dengan laki-laki lain di dalam rumahatau sekedar mengadakan pembicaraan dengan dalihberaramah-tamah, merelakan salah seorang wanita darianggota keluarganya berduan dengan laki-laki bukanmahram.* [diambil dari tulisan Al-Akh Ruslan dari-MyQuran.Dalam diskusidengan Tema: Patokan Pacaran Islami ] Selanjutnya mari kita simak tanya jawab berikut ini. diambil dari Albayan(http://www.forsitek.brawijaya.ac.id/index.php?do=detail&cat=arsipkon&id=kon-pacaran)

Sepenggal Yusuf Islam

KISAH seorang artis yang bernama Cat Stevens yang (alhamdulillah) menjadi seorang muslim, kemudian ia dipanggil dengan nama Yusuf Islam. Inilah kisahnya seperti yang ia ceritakan, kami menukilnya secara ringkas. "Aku terlahir dari sebuah rumah tangga Nasrani yang berpandangan materialis. Aku tumbuh besar seperti mereka. Setelah dewasa, muncul kekagumanku melihat para artis yang aku saksikan lewat berbagai media massa sampai aku mengganggap mereka sebagai dewa tertinggi. Lantas akupun bertekad mengikuti pengalaman mereka.

Dan benar, ternyata aku menjadi salah seorang bintang pop terkenal yang terpampang di berbagai media massa. Pada saat itu aku merasa bahwa diriku lebih besar dari alam ini dan seolah-olah usiaku lebih panjang daripada kehidupan dunia dan seolah-olah akulah orang pertama yang dapat merasakan kehidupan seperti itu. Namun pada suatu hari aku jatuh sakit dan terpaksa di opname di rumah sakit. Pada saat itulah aku mempunyai kesempatan untuk merenung hingga aku temui bahwa diriku hanya sepotong jasad dan apa yang selama ini aku lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasad. Aku menilai bahwa sakit yang aku derita merupakan cobaan ilahi dan kesempatan untuk membuka mataku. Mengapa aku berada disini? Apa yang aku lakukan dalam kehidupan ini? Setelah sembuh, aku mulai banyak memperhatikan dan membaca seputar permasalahan ini, lantas aku membuat beberapa kesimpulan yang intinya bahwa manusia terdiri dari ruh dan jasad. Alam ini pasti mempunyai Ilah.

Selanjutnya aku kembali ke gelanggang musik namun dengan gaya musik yang berbeda. Aku menciptakan lagu-lagu yang berisikan cara mengenal Allah. Ide ini malah membuat diriku semakin terkenal dan keuntungan pun semakin banyak dapat aku raih. Aku terus mencari kebenaran dengan ikhlas dan tetap berada di dalam lingkungan para artis. Pada suatu hari temanku yang beragama Nasrani pergi melawat ke masjidil Aqsha. Ketika kembali, ia menceritakan kepadaku ada suatu keanehan yang ia rasakan di saat melawat masjid tersebut. Ia dapat merasakan adanya kehidupan ruhani dan ketenangan jiwa di dalamnya. Hal ini berbeda dengan gereja, walau dipadati orang banyak namun ia merasakan kehampaan di dalamnya. Ini semua mendorongnya untuk membeli al-Qur'an terjemahan dan ingin mengetahui bagaimana tanggapanku terhadap al-Qur'an. Ketika aku membaca al-Qur'an aku dapati bahwa al-Qur'an mengandung jawaban atas semua persoalanku, yaitu siapa aku ini? Dari mana aku datang? Apa tujuan dari sebuah kehidupan? Aku baca al-Qur'an berulang-ulang dan aku merasa sangat kagum terhadap tujuan dakwah agama ini yang mengajak untuk menggunakan akal sehat, dorongan untuk berakhlak mulia dan akupun mulai merasakan keagungan Sang Pencipta. Semakin kuat perasaan ini muncul dari jiwaku, membuat perasaan bangga terhadap diriku sendiri semakin kecil dan rasa butuh terhadap Ilah Yang Maha Berkuasa atas segalanya semakin besar di dalam relung jiwaku yang terdalam.

Pada hari Jum'at, aku bertekad untuk menyatukan akal dan pikiranku yang baru tersebut dengan segala perbuatanku. Aku harus menentukan tujuan hidup. Lantas aku melangkah menuju masjid dan mengumumkan keislamanku. Aku mencapai puncak ketenangan di saat aku mengetahui bahwa aku dapat bermunajat langsung dengan Rabbku melalui ibadah shalat. Berbeda dengan agama-agama lain yang harus melalui perantara." Demikianlah Yusuf Islam memeluk agama Islam. Setelah masuk Islam ia tidak hanya duduk di tempat ibadah menyembah Allah yang telah menguasai hatinya dengan kecintaan, namun ia melakukan aktifitas untuk kemaslahatan agama ini. Ia ikut andil di dalam berbagai lembaga dan yayasan Islam yang bergerak di bidang dakwah dan sosial. Semoga Allah memberinya ganjaran yang baik atas sumbangsih yang telah ia berikan kepada kita, agama Islam dan kaum muslimin. (SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad Shalih al-Qahthani, penerbit DARUL HAQ, telp.021-4701616)

Selasa, 27 November 2007

Kontradiksi dalam Al-Qur'an

AT-TA’AARUDH (kontradiksi) adalah bertemunya dua ayat di mana indikasi salah satunya menolak indikasi pada ayat yang lainnya seperti, salah satu ayat berindikasi Itsbat (menetapkan) sesuatu sementara yang satunya lagi menafikan (meniadakan)-nya. Sesungguhnya, tidak mungkin terjadi kontradiksi antara dua ayat yang indikasinya bersifat Khabary (pemberitaan) sebab konsekuensinya bahwa salah satu darinya adalah dusta dan ini mustahil terjadi pada berita-berita yang diinformasikan Allah SWT. Dia berfirman, “Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah.” (QS.an-Nisa’:87) dan firman-Nya, “Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah.” (QS.an-Nisa’:122)

Demikian pula tidak mungkin terjadi kontradiksi antara dua ayat yang indikasinya bersifat Hukmy (hukum) sebab pasti ayat yang terakhir darinya menjadi Nasikh (penghapus) ayat pertama. Allah SWT berfirman, “Ayat mana saja yang Kami nasakh-kan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.” (QS.al-Baqarah:106) Bila sudah ditetapkan adanya Naskh (penghapusan), maka hukum yang terdapat pada ayat pertama tidak berlaku dan ia tidak bertentangan dengan ayat terakhir (yang kedua). Bila anda melihat ada suatu dugaan kontradiksi dari hal itu, maka berupayalah untuk menyinkronkan antara keduanya; bila belum dapat memastikannya, maka anda harus berhenti dan menyerahkan hal itu pada Yang Maha Mengetahuinya, yaitu Allah SWT.

Para ulama menyinggung banyak contoh terkait dengan dugaan kontradiksi dan menjelaskan cara melakukan sinkronisasinya. Di antara buku yang paling padat isinya berbicara mengenai tema ini adalah buku “Daf’u iihaam al-Iththiraab ‘An Aayil Kitaab” karya Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi RAH. Di antara contoh tersebut adalah firman Allah SWT di dalam al-Qur’an, “Petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS.al-Baqarah:2) dan firman-Nya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia” (QS.al-Baqarah:185) Allah menjadikan hidayah al-Qur’an pada ayat pertama khusus buat orang-orang yang bertakwa sedangkan pada ayat kedua umum buat semua manusia. Sinkronisasi antara keduanya adalah dengan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hidayah pada ayat pertama itu adalah hidayah taufiq dan kemanfa’atan sedangkan maksud hidayah pada ayat kedua adalah hidayah penjelasan dan petunjuk. Sepadan dengan kedua ayat tersebut adalah firman Allah SWT lainnya yang berbicara mengenai diri Rasulullah SAW, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya” (QS.al-Qashash:56) dan firman-Nya, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS.asy-Syuura:52) Yang dimaksud dengan hidayah pada ayat pertama adalah hidayah taufiq sedangkan pada ayat kedua adalah hidayah penjelasan. Contoh lainnya, firman-firman Allah SWT, “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu…” (QS.Ali ‘Imran:18) “Dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah….” (QS.Shaad:65) “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun yang lain…” (QS.al-Qashash:88) “…karena itu tiadalah bermanfa’at sedikit pun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kehinaan belaka.” (QS.Hudd:101) Pada dua ayat pertama mengindikasikan penafian Uluhiyyah (ketuhanan) selain Allah SWT sedangkan pada dua ayat terakhir mengindikasikan penetapan Uluhiyyah selain-Nya.

Sinkronisasi antara keduanya adalah dengan menyatakan bahwa Uluhiyyah yang khusus bagi Allah-lah Uluhiyyah yang sebenar-benarnya sedangkan Uluhiyyah menetapkan bagi selain-Nya adalah Uluhiyyah yang batil. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, “(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS.al-Hajj:62) Di antara contoh lainnya, firman Allah SWT, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji’” (QS.al-A’raf:28) dan firman-Nya, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta’ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS.al-Isra’:16)

Dalam ayat pertama, menafikan Allah memerintahkan berbuat keji sedangkan makna implisit ayat kedua adalah bahwa Allah SWT memerintahkan berbuat sesuatu yang fasiq. Sinkronisasi antara keduanya adalah dengan menyatakan bahwa pada ayat pertama tersebut berupa perintah secara syari’at di mana secara syari’at, Allah tidak pernah memerintahkan berbuat keji berdasarkan firman-Nya, “Sesungguhnya Allah (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.” (an-Nahl:90) Sedangkan dalam ayat kedua berupa perintah secara Kauny (alami) di mana secara Kauny, Allah memerintahkan dengan apa saja yang dikehendaki-Nya sesuai tuntutan hikmah-Nya berdasarkan firman-Nya, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah’ maka jadilah ia.” (QS.Yaasiin:83) Untuk mendapatkan contoh yang lebih banyak lagi, silahkan merujuk buku karya Syaikh asy-Syinqithi yang telah kami sebutkan di atas. (SUMBER: Ushuul Fi at-Tafsiir karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, hal.45-46)